Kamis, 24 Mei 2012

The Story of Kuroshoes



                Aku kelas 3 SD ketika orangtuaku membelikan sepatu Pro ATT ukuran 38 warna hitam. Sebuah ukuran yang kebesaran untuk anak 9 tahun, harga sepatu itu cukup mahal, namun keluargaku masih mampu membelinya karena saat itu kami masih punya toko. Oleh karena itu orang tuaku membelikan sepatu yang ukurannya lebih besar dari ukuran kakiku yang sebenarnya agar bisa kupakai terus hingga beberapa tahun mendatang, sebuah investasi sederhana yang sangat membantu.
                Meski sepatu baru itu bagus dan bermerk terkenal, aku tidak mengenakan sepatu itu karena kebesaran hingga harus disumpal kertas, maka aku memilih sepatu lamaku yang harganya sangat murah, sepasang sepatu berujung bulat yang modelnya seperti sepatu balet tapi harus diganti setiap beberapa bulan karena pertumbuhanku cepat.
Selain memakai sepatu balet itu, kadang-kadang aku memakai sepatu-sandal. Saat itu merupakan hal yang wajar jika murid SD memakai sepatu-sandal ke sekolah terutama pada hari Sabtu.
                Maka, orang tuaku berinisiatif membelikanku sepasang sepatu baru bertali yang ukurannya pas di kakiku dan sangat nyaman hingga aku leluasa bergerak. Sayangnya sepatu itu memiliki sol yang tipis dan cepat halus sehingga aku sering terpeleset, dengan berat hati sepatu bertali itu aku simpan, hanya kupakai sesekali jika sepatu Pro ATT belum kering.
                Selanjutnya aku selalu memakai sepatu itu ke sekolah. Seringkali aku terlambat ke sekolah karena aku lupa memasang tali sepatu itu setelah aku cuci. Pernah ada peristiwa lucu ketika aku terlambat ke sekolah saat kelas 1 SMP, aku begitu tergesa-gesa hingga terjatuh karena menginjak tali sepatuku sendiri. Aku jatuh tersungkur seperti orang pingsan, kebetulan saat itu sedang agak ramai dan ibu kantin yang lewat di depanku benar-benar mengira aku pingsan karena aku diam saja setelah terjatuh, padahal aku sedang merutuki nasib sialku. Aku di gotong ke UKS. Aku diam saja karena kebingungan. Aku berharap mereka tidak memberitahu orang tuaku karena aku takut mereka marah jika tahu aku terlambat, tapi nyatanya mereka memanggil ibuku. Rumahku memang sangat dekat dengan sekolah, bahkan yang terdekat diantara murid-murid lainnya aku tinggal tepat dibelakang sekolah. Aku malu sekali, rumah dekat tapi sering terlambat.
                Dari kejadian itulah aku mengubah cara mengikat tali sepatuku, cara ini diajarkan oleh bibiku, sangat praktis karena  cara ini menjadikan sepatu mudah dipasang atau dilepas dan anti terserimpet karena tak ada tali yang menjuntai keluar sebab ujung tali berada di dalam, kelemahannya karena talinya kupasang longgar, saat berjalan sepatu bagian tumitnya sering turun, jadi jika ada orang  yang menginjak bagian tumit aku akan mudah terjatuh oleh karena itu aku harus memasangnya dengan kekencangan tali yang pas agar aku tidak terjatuh. Tetapi cara ini betul-betul memudahkanku dalam beraktivitas disekolah.
                Sepatu itu terus menemaniku selama tahun-tahunku disekolah, sepatu itu juga berkali-kali di lem, pernah di jahit solnya sekali, tapi jarang kucuci, hehehe, sepatu iitu juga pernah kemasukan kecoa, saat itu aku kelas 2 SMP tahun 2007, aku berusia 14 tahun dan merasakan ada yang mengganjal kakiku, saat kulepas ketika pulang sekolah ternyata kecoa!tapi sudah mati, rupanya karena sepatunya lembab dan tidak aku tutup dengan kaos kaki kecoa mudah masuk ke dalamnya, untungnya tak ada temanku yang tahu. Lain ceritanya kalau mereka tahu pasti aku di cap jorok. Aku tidak takut kecoa jadi setelah bangkai kecoa itu aku buang, sepatunya aku pakai lagi.
                Aku senang memakai sepatu itu dan sering kupakai ke sekolah, tentu saja karena hanya itu sepatu yang kupunya, sepatu ini awet sekali aku takjub juga dengan keawetan sepatu ini, tak pernah rusak atau pudar, jadi aku tidak pernah membeli sepatu baru bahkan hingga SMA.
                Sepertinya itu adalah hikmah dibalik masa sulit ini, seolah-olah sepatu ini berterimakasih padaku karena aku sering memakainya,  merawatnya dengan baik (meski pernah kemasukan kecoa) dan menganggapnya seperti teman baik, kuberi nama dia KUROSHOES (sepatu hitam), buktinya sepatu ini seperti menyesuaikan ukurannya dengan kakiku,  hingga kini sepatu ini selalu longgar saat kupakai, itu juga karena kakiku jadi kecil.
                Hingga aku kelas 3 SMA semester 2 aku masih bersama teman terbaikku, Kuroshoes. Kuro sudah berusaha melakukan yang terbaik, tetapi pada bulan Februari 2012, solnya menganga di bagian belakang sepatu sebelah kanan. Saat itu merupakan hari terakhir kegiatan belajar mengajar sebelum Try Out dan Ujian Nasional, aku tahu saat itu kuro sedang sakit (rusak) tapi karena saat itu ada pelajaran olahraga, aku terpaksa memakainya. Saat itu aku sudah punya sepatu lain bernama BLACK STRAWBERY yang dihadiahkan bibiku sebagai hadiah tahun baru. Sepatuku yang baru ini seperti sepatu baletku saat SD, tapi lebih awet dan tampak cocok sekali dipakai anak perempuan, terlihat manis sekali karena itu kunamakan strawbery. Tapi jika bukan karena Kuroshoes yang rusak aku takkan memakainya karena ukurannya terlalu pas di kakiku sehingga jika di pakai langsung, bagian tumitnya tidak masuk, harus dibantu dengan tangan. Tidak praktis.
                Sebetulnya Kuro bisa diobati (dibetulkan) dengan lem yang kuat, tetapi lemnya habis setelah dipinjam tetangga, jadi posisi Kuro digantikan dengan Bery. Meskipun dia merupakan sepatu yang amat pasaran (di kelasku ada 2 anak lain yang memakai merek serupa), Bery tak kalah nyaman dengan Kuro, kalau cara memakainya benar, maka tumit bisa langsung masuk tanpa dibantu tangan. Tetapi kini karena aku sudah lulus mereka tidak aku pakai lagi, bahkan hingga kini Kuro masih belum dilem bukan karena tidak ada uang, tetapi karena aku sudah lulus, kupikir tak ada gunanya dibetulkan karena aku sudah lulus, kecuali jika aku kuliah, sungguh kuharap aku bisa kuliah. Sakarang aku sedang menunggu pengumuman kelulusan yang jatuh pada tanggal 26 Mei. Do’akan aku ya semoga aku lulus!
                Terimakasih Kuroshoes, Blackbery. Kalian telah menemaniku melewati masa sulit, senantiasa melindungi kakiku, kalian teman terbaikku. Sekali lagi terimakasih ^^